Header Ads

Adu Argumen Anies dan Ahok-Djarot Soal Pemerataan Pendidikan

Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bertanya kepada pasangan cagub-cawagub nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat mengenai pemerataan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah. Anies menyinggung soal Angka Partisipasi Murni (APM) Jakarta Utara yang dianggapnya masih rendah.

"Kenyataan hari ini di Jakarta anak-anak kita hanya 68 persen APM di Jakarta. Apalagi kalau kita lihat per daerah di Jakarta Utara angka APMnya 52 persen,artinya hampir separuh anak usia SMA di Jakarta utara tidak masuk sekolah. Pak Basuki Pak Djarot langkah apa yang memastikan pelayanan publik yang menghadirkan keadilan sejahtera benar-benar hadir di Jakarta," tanya Anies saat debat kedua Pilgub DKI di Hotel Menara Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).

Adapun frasa yang berulang diucapkan oleh Anies adalah 'di Jakarta' sebanyak 5 kali. Anies juga menyebut kata 'Jakarta' sebanyak 6 kali dan 'anak' sebanyak 3 kali. Total ada 91 kata yang diucapkan oleh Anies dalam waktu 1 menit saat debat yang mengambil tema Reformasi Birokrasi dan Penataan Kota itu.

Ketika bertanya pandangan mata Anies lebih banyak kepada penonton yang hadir di lokasi tersebut. Anies sempat menghadap ke lawannya itu saat menyebut nama Basuki dan Djarot lalu kemudian kembali menghadap penonton.

Waktu 1 menit itu dimanfaatkan Anies dengan baik. Selama Anies memaparkan data APM yang dimiliknya itu pasangan nomor 2 terlihat berdiskusi dan cawagub Djarot tampak mencatat.

Sebelum menjawab pertanyaan, cawagub Djarot sempat melihat catatan tersebut. Saat berdiri dan memaparkan jawabannya dia membawa serta sebuah buku bersampul coklat miliknya.

"APM di Jakarta 67 persen, betul. Tetapi APM secara nasional adalah 59 persen. Oleh karena itu kami memberikan subsidi kepada siswa-siswa SMU dalam bentuk KJP supaya mereka bisa melanjutkan dan meneruskan dan kita bisa meningkatkan APM ini. Seluruh pelajar SMU kita berikan KJP bagi yang tidak mampu," jawab Djarot.

Djarot menyebut 193 kata selama waktu 1 menit 23 detik. Djarot mengucapkan kata 'perguruan tinggi negeri', 'bisa melanjutkan', dan 'mendapatkan beasiswa' sebanyak dua kali.

"Sekarang ini anak-anak kita sudah bisa sekolah dengan baik dan kemudian sampai kita mereka-mereka yang sudah lulus SMA pun, ketika dia menerima KJP dia akan terus lanjut untuk bisa mendapatkan beasiswa, ketika dia diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Oleh sebab itu kami masih tetap optimis bahwa APM DKI Jakarta ini akan kami tingkatkan. Oleh karena itu kami membutuhkan waktu 5 tahun tidak cukup, kita perlu 5 tahun lagi dan kita akan tunjukkan bahwa anak-anak DKI betul-betul unggul sampai dengan Perguruan Tinggi Negeri dengan mereka mendapatkan beasiswa bukan hanya sekadar tingkat SMU. begitu," tutup Djarot.

Saat Djarot selesai menjawab masih tersisa waktu sekitar 7 detik. Pasangannya Basuki alias Ahok sempat melanjutkan jawabannya namun terputus oleh moderator.

"Proses penambahan APK itu kami 5 persen," imbuh Ahok.

Moderator kembali mempersilakan paslon nomor urut 3 untuk memberikan tanggapannya. Anies kembali mengambil panggung dan diberi waktu 1,5 menit.

"Ini Jakarta, ini Jakarta, 60 persen lebih perekonomian Indonesia di Jakarta. Dan bicara APM tadi ya di atas nasional nggak perlu bangga wong ibu kota tapi masalahnya angkanya di bawah Biak. Di bawah Biak angka Jakarta Utara itu bagaimana kita dan itu tempat tinggalnya bapak gubernur karena itu masalah bagi kita adalah memastikan, mengurusi pendidikan itu bukan sekedar soal memberikan KJP dan bapak sudah melakukan itu 5 tahun dan masih banyak yang tidak terima KJP," ujar Anies.

Dalam waktu 1,5 menit itu total ada 209 kata yang diucapkan Anies. Frasa yang sering disebut adalah 'KJP plus' dan 'di Jakarta' sebanyak 4 kali.

"Bagaimana kita bisa menitipkan Jakarta 5 tahun lagi kepada anda? Ketika mengurusi ini saja tidak beres dan ini mendasar bagi semua keluarga di Jakarta. Bagi semua keluarga di Jakarta memastikan anaknya bisa sekolah itu paling mendasar. Mereka tahu untuk pekerjaan apapun diperlukan, KJP plus yang kita siapkan memastikan bukan hanya anak dalam sekolah, pemerintah bukan hanya mengurusi anak sekolah tapi anak putus sekolah akan mendapat KJP plus," lanjut Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Kali ini giliran Ahok yang menjawab pertanyaan tersebut. Sebelum berdiri Ahok sempat membenarkan kemejanya, memegang kerah kemejanya bagian kiri sambil tersenyum dengan kepala menunduk

"Ya, sebetulnya kita maklum ya Jakarta ini memang kota besar, orangnya banyak. Misalnya tadi dari Ombudsman kami juara 16 dari Ombudsman tapi dari 33 provinsi. Pak Anies Kemendikbud juara 22 dari 22 Kementerian gitu lho. Ini juga jadi masalah kan yang kami mau sampaikan ini progress," jawab Ahok.

Dalam waktu 1,5 menit ada 189 kata yang diucapkan Ahok. Frasa yang sering diucapkannya adalah 'yang kami', 'dari ombudsman' dan 'nggak ada lagi' sebanyak 2 kali.

"Misal KJP plus untuk yang putus sekolah ya oke bagi kami KJP ini betul-betul membantu siswa. Makanya sekarang ini kalau ke Jakarta ya masih lihat nggak yang pakai sepatu butut, tas butut, baju butut, nggak ada lagi. Ada nggak orang pas kenaikan tahun ajaran baru ke pegadaian, menggadaikan untuk minjem uang buat naik kelas. Nggak ada lagi," kata Ahok. DETIK.COM
loading...

No comments