Aksi 112, Panglima TNI Mengakui Banyak Dicurhati Ulama, Mereka Mengeluh Aksi Yang mengatasnamakan Ulama
JAKARTA -
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku mendapat
panggilan telepon dari sejumlah ulama terkait dengan aksi massa pada 11
Februari 2017 (112). Mereka mengeluhkan aksi itu mengatasnamakan ulama, padahal
mereka tidak ikut berpartisipasi.
"Saya mendapatkan telepon beberapa habib, beberapa
ulama dan ustad yang menyampaikan kepada saya protes. 'Bapak Panglima katanya
itu acara para ulama, Saya protes bahwa saya tidak ikut (ambil bagian)',"
kata Gatot dalam konferensi pers di main hall Markas Kepolisian Daerah Metro
Jaya, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.
Gatot mengatakan mereka juga tidak mendukung aksi ini karena
dinilai bermuatam politis. Dari Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir hingga
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin telah mengimbau masyarakat agar
tak mengikuti aksi ini. Gatot pun ikut mengimbau masyarakat agar tak ikut serta
dalam aksi massa ini.
Aksi yang rencananya akan berupa long march dari Monumen
Nasional menuju Bundaran Hotel Indonesia itu, diubah menjadi terpusat di Masjid
Istiqlal. Di sana, kegiatan akan dibatasi menjadi ibadah saja, dari tausiah
hingga baca Al-Quran.
Meski telah dibatasi, Gatot tetap meminta agar masyarakat
tak perlu datang ke Istiqlal. "Saya ingatkan dalam kegiatan membaca Quran,
khatam Quran, tausiah, zikir, kegiatan yang sangat mulia dan baik. Sebaiknya
itu dilakukan di masjid masing-masing," kata dia.
Kepolisian telah melarang aksi ini dilakukan di Monumen
Nasional. Rencana aksi yang pada awalnya berupa long march, dibatalkan karena
rawan mengganggu ketertiban umum.
"Jalan kaki hari Sabtu di hari kerja masih di jalan
protokol itu menganggu. Apalagi mengusung isu politik. Oleh karena itu tegas
dari instansi tadi menyampaikan dilarang," kata Kapolri Jenderal Tito
Karnavian. (tempo)
loading...
Post a Comment