Inilah Syarat yang Harus Dipenuhi untuk Pesugihan Pocong
Suara Pantura-Istilah
pesugihan sebenarnya sudah tak asing lagi bagi sebagian masyarakat kita. Ini
karena sejak dulu hingga kini masih banyak pedagang atau pengusaha yang
menggunakan “jasa” makhluk gaib yang diyakini mampu mempercepat roda usaha
mereka sehingga dapat berkembang lebih cepat.
KITA tentu pernah mendengar ada orang yang nekat mencari
pesugihan dengan cara babi ngepet, ngipri monyet atau memelihara tuyul. Namun
bagi Tono, nama samaran, ia lebih memilih memelihara pocong untuk memperlancar
usaha toko kelontongnya.
Hal tersebut bermula ketika warga di sebuah desa di
Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon ini akan memulai usaha kelontongnya di
pasar tradisional yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Karena khawatir
usahanya cepat gulung tikar, akhirnya Tono meminta bantuan Wardi, tetangganya
agar mencarikan dukun yang mampu memberi jalan kelancaran usaha apapun
syaratnya.
Akhirnya, Tono diperkenalkan dengan Aip, seorang dukun yang
dipercaya bisa membantu keinginannya. Aip merupakan warga Kabupaten Kuningan
dan ia selalu melayani mereka yang menginginkan pesugihan dalam usahanya.
Setelah mengutarakan hasratnya, Aip mengajukan sejumlah syarat. Pertama, Aip
hanya mau menyediakan pocong, bukan babi bukan monyet atau tuyul untuk
pesugihannya. Kedua, pocong ini harus dilayani setiap malam Jumat Kliwon di
kamar khusus yang disediakan Tono di rumahnya dan ketiga, Tono harus
menyediakan sesajen pada waktu-waktu yang telah ditentukan.
Semua persyaratan itu disetujui Tono. Ia hanya berpikir
usahanya bisa bertahan lama dan berkembang. Ia tak peduli jika harus melayani
pocong setiap malam Jumat Kliwon.
Setelah semua persyaratan dipenuhi, Aip pun mulai melakukan
ritual pada malam Jumat disaksikan Tono dan Wardi. Aip meminta bantuan raja
pocong agar memberikan salah satu rakyatnya untuk membantu usaha Tono. Adapun
syarat yang diajukan satu di antaranya berupa dua ekor kambing bandot dengan
usia tak lebih dari satu tahun. Kambing ini merupakan pengganti kehadiran
pocong dalam kehidupan Tono.
Akhirnya, Tono resmi memiliki perewangan berwujud pocong
yang akan siaga di depan toko kelontongnya. Pocong bertugas menarik calon
pembeli untuk berbelanja di toko kelontong Tono, majikan barunya. “Kalau saya
lihat, usaha toko kelontong Tono biasa saja, nggak maju pesat tapi juga nggak
sepi-sepi amat. Tapi saya sering melihat di depan toko kelontongnya berdiri
pocong,” ujar Ustadz Roni, tetangga Tono yang kerap memimpin pengajian hadiyuan
di kampungnya di daerah Watubelah, Sumber kepada penulis, Kamis (12/1/2017).
Tono rupanya mengetahui jika Ustadz Roni bisa melihat pocong
pesugihannya. “Pokoknya setiap berpapasan dengan Pak Tono, dia selalu tertunduk
dan jika ada kesempatan menghindar, ia akan menghindar. Saya hanya
geleng-geleng kepala saja, kasihan Pak Tono kalau untuk usaha toko kelontongnya
yang nggak begitu besar, harus memelihara pocong,” ujarnya.
Diakui Ustadz Roni, ia mengetahui jika Tono memelihara
pesugihan pocong karena setiap malam Jumat Kliwon dirinya kerap melihat
kehadiran pocong di rumah Tono, yang masih tetangga di kampungnya. Bahkan jika
malam yang sudah ditentukan tiba, Tono terlihat sangat rapi dan berpakaian
necis, seperti hendak menyambut tamu istimewa.
“Rupanya, ia melakukan ritual khusus tiap malam Jumat Kliwon
di kamarnya. Kalau saya lihat, pocong itu akan berubah menjadi wanita sangat
cantik jika ingin berduaan dengan Pak Tono. Istri Tono sepertinya juga maklum
dengan pesugihan suaminya. Sejujurnya, saya secara pribadi sudah menasihati Pak
Tono agar segera taubat dan membuang pocongnya karena tidak akan berkah, tetapi
rupanya dia sudah terikat perjanjian dengan pocong itu,” ungkap Ustadz Roni.
Terlarang
Jika Tono membatalkan sepihak perjanjian dengan pocong itu,
lanjut Ustadz Roni, maka kedua anak Tono bakal menjadi taruhannya. Soalnya jika
sudah meneken perjanjian dengan makhluk gaib tidak bisa dibatalkan sepihak
begitu saja. “Pak Tono sudah terjebak dalam perjanjian terlarang dengan
pocong,” ucapnya.
Istri Tono tidak akan mengganggu suaminya di kamar khusus
sampai suaminya keluar dari kamar tersebut. Anaknya, Bunga sempat mengintip
dari lubang kunci karena penasaran dengan yang dilakukan ayahnya, dan ternyata
ia melihat ayahnya sedang berduaan dengan wanita cantik dan ketika hal itu
disampaikan kepada ibunya, hanya dijawab dengan telunjuk yang ditempelkan di
bibirnya.
Istri Tono, Warsih, tidak cemburu dengan apa yang dilakukan
suaminya. Terbukti, ia akan menyambut suaminya jika keluar dari kamar khusus
itu dengan ceria. Bahkan jika akan tiba malam yang mengharuskan suaminya berada
di kamar khusus, Warsih-lah yang menyiapkan pakaian yang akan dikenakan kepada
suaminya.
“Setiap harinya, pocong peliharaan Pak Tono standby di depan
toko kelontongnya. Pocong itu baru akan datang ke rumah Pak Tono jika tiba
waktunya untuk berduaan. Saya sendiri sempat aneh, kalau kebanyakan orang,
mengambil makhluk pesugihan itu biasanya tuyul, babi ngepet atau monyet, tetapi
ini sih menggunakan pocong dan kalau kebetulan saya lewat depan toko
kelontongnya, pocong itu suka kabur tapi kemudian balik lagi setelah saya jauh
dari toko kelontongnya,” paparnya.
Hingga saat ini, lanjut Ustadz Roni, pocong itu masih berada
di depan toko kelontong Tono dan jika diperhatikan, toko itu lumayan banyak
pembelinya meskipun tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan toko sejenisnya.
“Saya hanya berdoa mudah-mudahan Pak Tono cepat sadar dan meninggalkan
pesugihan itu karena hanya akan menyengsarakannya di akherat kelak,”
harapnya.(kc online.com)
loading...
Post a Comment