PDIP Bertanya Kenapa SBY Serang Jokowi Tiap Punya Masalah
Jakarta-
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mempertanyakan sikap
mantan presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
yang menduga grasi yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada mantan Ketua KPK
Antasari Azhar bermuatan politis dan memiliki misi menyerang Yudhoyono.
"Ya, menurut kami, kami tidak terlibat dalam polemik
tersebut, dan kami mempertanyakan kenapa ketika ada persoalan yang dialami Pak
SBY itu selalu ditujukan ke Bapak Jokowi. Ini yang kemudian kami sangat
prihatin," kata Hasto di tempat pemungutan suara 27, Jalan Kebagusan
Dalam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017).
Hasto bertanya-tanya ada apa dengan Yudhoyono. Menurut dia
seharusnya Yudhoyono menyampaikan pesan-pesan kepada publik berisi hal-hal yang
menyejukkan hati masyarakat, bukan malah sebaliknya.
"Apakah ada sebuah persoalan besar dari Bapak SBY
sehingga setiap kali ada persoalan, dia selalu menyerang Pak Jokowi,"
katanya.
Hasto mengatakan pemberian grasi kepada Antasari setelah
bebas bersyarat dari penjara dalam kasus pembunuhan terhadap Direktur PT Putra
Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, sudah melalui pertimbangan hukum yang
matang.
"Saya rasa ini anggapan yang tidak tepat. Karena
sekiranya logika SBY itu dipakai, tentu saja pemberian grasi kepada Schapelle
Corby juga dimaknakan berbeda, tapi kami tidak ingin masuk ke dalam polemik
itu. Tapi mari kita ikuti seluruh proses jalanya pemerintahan yang baik, dan
Bapak presiden Jokowi ketika mengeluarkan grasi melalui pertimbangan Mahkamah
Agung, ini yang seharusnya dicermati secara luas, bahwa ada aspek keadilan
hukum yang juga ditegakan di situ," kata Hasto.
Corby merupakan warga Australia, terpidana kasus narkotika,
yang mendapatkan grasi dari Yudhoyono ketika masih menjabat presiden.
Tudingan Yudhoyono terjadi ketika dia menanggapi pernyataan
Antasari Azhar.
Kemarin, usai melapor ke Bareskrim, Antasari menuding
Yudhoyono mengetahui adanya rekayasa kasus yang membuatnya masuk penjara selama
delapan tahun. Antasari mengatakan sebelum dia ditangkap polisi sebagai
tersangka kasus pembunuhan, Yudhoyono mengutus CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo
(sekarang Ketua Umum Partai Perindo) datang ke rumah Antasari untuk meminta
agar KPK jangan menahan menahan besan Yudhoyono, Aulia Pohan.
Yudhoyono tidak terima dituduh Antasari menjadi inisiator
kasus pembunuhan. Dalam konferensi pers, Yudhoyono menegaskan bahwa itu semua
fitnah.
Lantas, dia menduga grasi yang diberikan Presiden Joko
Widodo kepada Antasari bermuatan politis dan memiliki misi untuk menyerang
Yudhoyono.
"Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd
Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya
(SBY) *SBY*" tulis Yudhoyono. Suara.com
loading...
Post a Comment