Waduh, Pengamat Duga Ada Lembaga Survei yang Sengaja Menangkan Paslon Tertentu
Jakarta –
Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing menduga hasil survei yang dirilis
saat pertarungan Pilkada DKI 2017 tidak objektif. Pasalnya, beberapa lembaga
survei diduga mempunyai keberpihakan tertentu terhadap salah satu pasangan
calon.
“Ada kecenderungan survei tertentu menangkan pasangan
tertentu,” kata Emrus saat dihubungi kepada Kriminalitas.com, di Jakarta,
Minggu (12/2/2017).
Dari berbagai hasil survei yang ada, Emrus yakin kalau hal
tersebut tidak memiliki efek apapun dalam memenangkan siapapun calon
gubernur-wakil gubernur.
“Silakan publik membaca survei itu, tapi hasil survei bukan
keputusan bagi rakyat mengambil keputusan. Biar rakyat memilih berdasarkan hati
nurani. Bukan dasar hasil survei,” lanjut Emrus.
Sebagai contoh, hasil survei LSI Denny JA pada 10 Februari
2017 menyebut kalau Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memiliki
elektabilitas tertinggi dengan 30,9 persen. Sementara Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat mendapat 30,7 persen. Kemudian disusul Anies
Baswedan-Sandiaga Uno sebanyak 29,9 persen.
Sementara hasil survei Poltracking pada 11 Februari menyebut
elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat
sebesar 37.30 persen, kemudian Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno
35.14 persen, dan terakhir Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan 23.39
persen.
Dari perbedaan ini, Emrus menyarankan agar ada evaluasi
tugas kerja dewan etik yang mengurusi lembaga survei. Tujuannya mengevaluasi
kuesioner yang diajukan lembaga survei, lalu menguji validitas kuesioner,
hingga teknik sampling yang dipakai. Hal ini perlu dilakukan supaya proses
survei dapat terkontrol.
“Karena itu perlu sebenarnya dewan kehormataan atau etik,
menguji hasil survei. Karena ada kecenderungan survei tertentu menangkan
pasangan tertentu,” pungkas Emrus.( KRIMINALITAS.COM)
loading...
Post a Comment