Header Ads

Alumni 212 Kecam GNPF MUI, Dan Bilang Kalau Pertemuan Dengan Presiden Jokowi Tidak Ada Gunanya

SUARAPANTURA.COM – Presidium Alumni 212 kecewa dengan sikap para pimpinan GNPF MUI yang memutuskan untuk melakukan pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Minggu (25/6/2017).

Pasalnya, pertemuan secara tertutup itu dapat menimbulkan kecurigaan di mata umat Islam yang sejak awal menuntut agar dugaan kriminalisasi terhadap aktivis dan ulama segera dihentikan.

Sambo menegaskan, apabila perwakilan umat Islam mau menemui Jokowi, maka harus ada tiga syarat yang harus dipenuhi.

Syarat utamanya yakni pertemuan itu harus digelar di tempat netral, bukan di Istana Negara dan dilakukan secara terbuka.

“Supaya tidak dipelintir-pelintir beritanya,” kata Sambo kepada kriminalitas.com, Senin (26/6/2017).

Selain itu, lanjut Sambo, pertemuan itu harus dilakukan setelah Jokowi memastikan bahwa segela bentuk tuduhan kriminalisasi terhadap avtivis dan ulama harus dihentikan.

“Jika tiga syarat tidak disepakati, tidak ada gunanya pertemuan dengan Jokowi,” tegas dia.

Malahan, ungkap Saambo, pertemuan tersebut bisa menjadi bumerang bagi umat Islam yang sejak lama berjuang agar kriminalisasi itu segera dihentikan.

“Seperti sekarang dimana Jokowi merasa di atas angin, merasa sangat diuntungkan dengan didatangi oleh GNPF tapi hasilnya nihil,” kecam Sambo.

“Malah mereka (pemerintah) blow up atau mungkin dipelintir-pelintir berita bahwa GNPF seolah-olah mendukung kebijakan-kebijakan Jokowi, Nauudzubillah,” tandas Sambo.

Seperti diketahui, sejumlah pengurus GNPF MUI menyambangi Istana Merdeka pada hari Lebaran kemarin, Minggu (25/6/2017). Kedatangan GNPF MUI sendiri menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.


Sebagian menyebut langkah yang ditempuh GNPF MUI sebagai bukti bahwa organisasi yang kerap berseberangan dengan pemerintah ini sudah mulai menunjukkan dukungannya terhadap Presiden Jokowi. (ks)
loading...

No comments