Ini Penyebab Kualitas Raskin Tidak Layak Konsumsi Dan Edar
CIREBON – Kasus warga dua desa di Kecamatan Ligung,
Kabupaten Majalengka, yang mengembalikan raskin menjadi perhatian Bulog. Raskin
tersebut dinilai tidak layak konsumsi.
Lantas apa yang menyebabkan raskin menjadi tidak layak
konsumsi? Kasi Pelayanan Publik, Dadang Undana, merinci penyebab kualitas beras
Bulog. Menurutnya bervariasi.
Salah satunya karena beras bukan didapat dari satu produsen
atau petani. Hal lain bisa karena varietas padi yang ditanam sering berbeda.
Pengolahan dari produsen beras juga berpengaruh. Apakah itu
cara penjemuran, penggilingan sampai pengangkutan ke gudang Bulog.
“Kita membeli beras sebanyak-banyaknya pada musim panen
raya, untuk panen gadu volumenya agak sedikit. Nah di situlah beras kita simpan
untuk kebutuhan stok nasional yang jumlahnya jutaan karung,” ucapnya.
Karena lamanya penyimpanan, kata Dadang, maka penurunan
kualitas pasti tidak bisa dihindari. Mulai dari bau apek hingga berkutu. Tapi
menurutnya, tidak sampai busuk seperti berita yang beredar.
Sedangkan kalau hasil nasinya pera, itu karena mengharuskan
kadar air beras rendah. Sehingga beras lebih tahan lama untuk disimpan.
“Proses pengeluaran beras juga kita atur, yang duluan masuk
itu yang keluar dulu. Gudang Bulog juga sudah dilengkapi berbagai instrumen
agar beras tahan lama,” ungkapnya.
Dia juga meminta warga untuk tidak membandingkan beras Bulog
dengan yang beredar di pasar-pasar. Kalau di pasar memang kualitas premium,
tapi untuk disimpan beberapa minggu saja pasti sudah apek, karena kadar airnya
masih tinggi.
Saat ini Bulog ditugaskan pemerintah untuk menyediakan stok
beras nasional sebanyak 4 juta ton. Apa pun kualitas beras yang petani hasilkan
harus dibeli Bulog. (radarcirebon.com)
loading...
Post a Comment