Parah!!!!!!! Para Pelajar Majalengka Ini,Uji Nyali Seberangi Sungai ke Sekolah
Saat siswa di perkotaan berangkat sekolah diantar orang tua
menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, lain halnya yang dialami
ratusan pelajar dari Desa Nunuk Baru, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka,
khususnya Blok Cirelek dan Blok Desa. Apa yang mereka alamai?
Laporan: Agus Rahmat, Majalengka
MEREKA setiap hari harus berjibaku menyeberangi sungai
Cisuluheun yang berarus deras, berbatu, dan licin. Tentu saja hal itu sangat
berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa mereka.
Mereka terpaksa melakukan itu karena jembatan yang
menghubungkan kedua blok tersebut tersapu banjir.
Kepala SMP Islam Nunuk Baru, Jaja Sujai mengatakan, sekitar
130 siswa TK, SD, dan SMP dari blok Cirelek menyeberangi sungai ke sekolah di
Blok Desa. Demikian pula kalau para siswa pulang sekolah harus menyeberang
lagi.
“Jangankan mobil, motor juga tidak bisa melewati derasnya
sungai. Kalau maksa kendaraan bisa mogok. Memang ada sisa pondasi jembatan
darurat yang bisa dilalui dengan jalan kaki, namun kondisinya rapuh dan rawan
ambruk karena dihantam banjir beberapa waktu lalu,” kata Jaja kepada Radar,
Selasa (31/1).
Seorang siswa, Ugi Prayogi (11) menuturkan, bersama
teman-temannya setiap hari berangkat dan pulang sekolah menyeberang sungai.
Setelah jembatan runtuh, jalan terdekat ke sekolahnya hanya lewat sungai.
Kalaupun tidak lewat sungai, harus memutar lebih jauh sekitar satu kilometer.
“Kalau saya menyeberangi sungai digendong sama bapak.
Sedangkan teman yang lain ada yang digendong guru dan pak polisi. Khawatir sih,
takut kalau tiba-tiba ada banjir. Saya minta kepada bapak bupati untuk
membangun jembatan baru, agar kami bisa bersekolah dengan aman,” pintanya.
Sekdes Nunuk Baru, Yanto Nuba mengungkapkan, kondisi siswa,
guru, dan warga yang menyeberang sungai untuk beraktivitas tersebut seperti
tiga tahun yang lalu. Saat itu desanya belum memiliki jembatan, dan setelah
memiliki jembatan malah ambruk tersapu banjir.
Selain jembatan dan delapan lokal bangunan SMP yang hanyut,
empat tiang listrik roboh dan dua lainnya terbawa banjir. Akibatnya tidak ada
aliran listrik ke Blok Desa dan Blok Babakan.
“Kita sudah berupaya maksimal melaporkan ke semua instansi
terkait. Semoga ada aksi nyata dari pemerintah yang bisa dirasakan langsung
oleh warga,” harapnya.
Sementara warga setempat Enjo Suwardi (50), mengaku warga
dan pemdes bukannya diam saja dengan peristiwa ini. Namun kata dia, kemampuan
materi warga hanya cukup untuk melakukan perbaikan seadanya dan bersifat
sementara.
“Pernah dengan swadaya masyarakat dan pemdes melakukan
pembuatan beronjong sungai, tapi baru beberapa hari beronjong itu tidak kuat menahan
dan malah terbawa arus deras banjir. Jadi perlu bantuan yang serius dari pemkab
atau pemprov untuk penanganan secara permanen,” pungkasnya. (radar cirebon)
loading...
Post a Comment