Provokator Tawuran Akan Ditindak Tegas
KARAWANG - Bupati
Karawang, Cellica Nurrachadiana meminta Kepala Sekolah SMK Bina Karya agar menindak
tegas oknum pelajar yang jadi provokator bila terjadi tawuran antar pelajar
lagi. Hal itu dikatakan Cellica saat menjadi pemimpin upacara bendera di SMK
Bina Karya, Senin (6/2).
Menurut Cellica, antara SMK BK dan SMK TK telah terjalin
kembali silaturahmi yang baik setelah beberapa waktu kebelakang sempat renggang
karena adanya aksi tawuran. “Maka jika ada lagi tawuran, oknum pelajar yang
jadi provokator harus ditindak tegas,” katanya.
Dikatakan, setelah beberapa waktu yang lalu telah terjadi
hal yang tidak enak dan menjadi pemberitaan yang negatif terkait aksi tawuran
yang kalian lakukan, sebetulya apa sih yang kalian cari ataupun keuntungan yang
kalian dapat, hal tersebut tentunya hanya akan menjadikan kerugian bagi kalian
semua ataupun orang lain.
”Cobalah kalian berfikir sedikit tentang orang tua kalian
yang telah susah payah mencari uang untuk biaya sekolah kalian, mereka banting
tulang hanya untuk ingin melihat anaknya sukses dan berhasil kelak nanti, oleh
karena itu mari kita sama sama untuk saling mempererat tali silaturahmi
walaupun berbeda tempat sekolah, kita sama sama harumkan nama sekolah kita
masing masing dalam hal positif,” ungkapnya.
Ia menambahkan, jika siswa yang masih membandel dan
melakukan aksi tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Oleh karena itu, Pemkab
Karawang melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Dinas Sosial akan
melakukan pembinaan terhadap siswa yang bentrok, sehingga menjadi efek jera dan
terputus mata rantainya.
“Tawuran ini pasti ada penggeraknya dan harus dibina, ada
kemungkinan mereka mempunyai persoalan atau masalah di rumah ataupun di
lingkungan sekolah,” katanya.
Bupati menyarankan agar anak–anak sekolah tidak membawa
telepon genggam ke dalam area sekolah. Serta bentuk tindakan dikeluarkannya
anak dari sekolah bukan tindakan yang baik juga, tetapi jika memang sudah tidak
bisa di arahkan maka akan di keluarkan dari sekolah.
“Hal itu semata-mata memberi efek jera bagi para siswa yang
memang sulit untuk diarahkan kembali, sehingga harus ada metode dari sekolah
dan pucuk dari permasalahan tersebut bisa terdeteksi lebih dini dengan
pembinaan dari pihak sekolah maupun rumah. Agar nantinya bisa diambil pelajaran
bagi masyarakat atau para siswa,” tuturnya. [pasundanekspres]
loading...
Post a Comment