Terjadi Keributan, Uang Gaib yang Wujud Lenyap Lagi
Suara Pantura-Uang
gaib, bagi sebagian orang mungkin hanya dipandang sebagai isapan jempol belaka.
Maka dari itu, tak heran jika kemudian ada istilah yang menyebutkan, mencari
uang nyata saja sulit apalagi uang gaib. Jadi rasanya tak mungkin ada uang gaib
di alam nyata ini.
NAMUN dari kisah nyata ini tampaknya istilah tersebut
terbantahkan, sebab uang gaib tersebut bisa mewujud jika dilakukan dengan
ritual tertentu dan ada “kolam”-nya. Kolam di sini bukan kolam ikan seperti
kolam pada umumnya, tetapi merupakan sebutan dari adanya bunker gaib yang
berisi uang tak kasat mata.
Seperti diungkapkan Waluyo, nama samaran. Warga Jalan
Tentara Pelajar ini mengemukakan jika ia melihat langsung ritual perwujudan
uang gaib yang dilakukan, Dasuki, seorang ahli supranatural dari Kecamatan
Gegesik, Kabupaten Cirebon.
“Waktu itu, saya diajak Pak Maman menemui Pak Dasuki di
kediamannya di sebuah desa di Gegesik. Pak Maman membawa misi jika rekannya,
Pak Kardi dari Cilacap yang memiliki kolam dan bisa dipanen. Karena menyangkut
uang, akhirnya saya mau mengantar Pak Maman ke guru spiritualnya,” ujar Waluyo
kepada penulis, Kamis (2/2/2017).
Kemudian, Kardi pun menceritakan asal usul uang gaib yang
ada di rumahnya. Ia mengatakan jika uang itu berasal dari tirakat yang
dilakukan kakeknya sebelum meninggal dunia. Sampai si empunya meninggal, uang
tersebut tak kunjung terwujud.
Untuk memastikan cerita Kardi, Dasuki kemudian melakukan
kontak batin dengan makhluk astral penjaga uang gaib di rumah Kardi. Hanya
saja, uang tersebut boleh diambil asalkan Dasuki memenuhi saran yang diajukan.
“Semua syarat dipenuhi, meskipun untuk mendapatkannya cukup
sulit. Kalau dilihat dari harga keseluruhannya tak lebih dari Rp 50.000. Sangat
murah untuk ukuran syarat ritual perwujudan uang gaib,” ujar Waluyo.
Setelah mendapat sinyal untuk melakukan ritual, Waluyo yang
bertugas menjadi sopir akhirnya berangkat menuju Cilacap.
“Kalau nama desanya saya lupa. Waktu itu saya berangkat
bersama Pak Dasuki selaku sepuh dan Pak Maman. Sedangkan Pak Kardi menunggu di
Cilacap. Kami tiba di Cilacap sore hari dan semua bahan ritual disediakan sejak
berangkat dari Cirebon,” tuturnya.
Tiba di rumah Kardi, ritual dilakukan tepat pukul 24.00 WIB.
Waktu itu keluarga Kardi diungsikan karena dalam ritual kondisi rumah dalam
keadaan kosong dan lampu dalam keadaan padam. Kamar tidur Kardi dipilih menjadi
lokasi ritual dan di ruangan itu hanya Kardi dan Dasuki. Sementara Waluyo,
Maman dan tim dari Cilacap menunggu di teras rumah.
“Tim dari Cilacap semula ada empat, tetapi begitu proses
ritual akan dilangsungkan tiba-tiba bertambah dua orang, menjadi enam orang.
Alasan Kardi, dua orang itu yang sejak awal ikut mengupayakan dana perwujudan
sebelum Kardi bertemu dengan Dasuki. Karena sudah kadung ada di rumah Kardi,
tim kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkap Waluyo.
Kardi dan Dasuki sejak pukul 24.00 WIB sudah memasuki kamar
dalam kondisi gelap gulita dan pada pukul 01.00 WIB, keduanya keluar dari
kamar. Betapa terkejutnya Waluyo ketika diminta Dasuki untuk melongok ke kamar
dengan bantuan lilin.
“Saya lihat dengan mata kepala sendiri, uang itu wujud. Asli
wujud. Bahkan Kardi sempat memegang uang gepokan nominal Rp 100.000 tersebut.
Namun uang tersebut belum boleh dibagikan karena harus melalui proses
penguncian terlebih dahulu,” ucap Waluyo.
Insiden
Namun setelah uang gaib itu mewujud, insiden pun terjadi.
Tim Cilacap bersitegang dan masing-masing anggota tim meminta bagian paling
besar. Keributan tersebut semakin memanas dan nyaris adu jotos. Melihat situasi
yang kurang mengenakan, akhirnya Dasuki meminta semua tim untuk tenang dan
tidak berbuat gaduh.
“Uang itu masih dhohir sampai pukul 02.00 WIB, karena saya
masih sempat melongok ke dalam kamar. Kami dari tim Cirebon sudah khawatir
dengan keributan yang terjadi antaranggota tim dari Cilacap ini. Ternyata
kekhawatiran saya beralasan, sekitar pukul 02.10 WIB uang yang sudah dhohir itu
kembali menghilang. Semua anggota tim kaget dan cuma bisa melongo,” kata
Waluyo.
Melihat uang dohirnya kembali menghilang, anggota tim
Cilacap akhirnya saling menyalahkan. Mereka kembali nyaris adu jotos. “Tapi
Alhamdulillah Pak Dasuki berhasil menenangkan dan dia bilang kalau uang itu
belum rejeki bersama. Ia berjanji akan datang lagi ke Cilacap jika situasinya
sudah mengizinkan. Sebab untuk mengambil uang gaib konon harus seizin
pemiliknya jika tidak makan dikhawatirkan akan memakan korban jiwa,” ujarnya.
Waluyo pun menggambarkan, uang gaib yang sempat dhohir itu
bernominal Rp 100.000. Uang itu menumpuk dan melebar hingga satu meter kubik.
Jika dihitung, uang tersebut berjumlah lebih dari Rp 10 miliar.
“Wah semua tim lemas begitu tahu uangnya sudah hilang kembali.
Lalu karena penasaran saya coba nanya kenapa tim Cilacap pada ribut padahal
uangnya sudah di depan mata,” katanya.
Ternyata, lanjut Waluyo, Kardi baru mengakui jika dua orang
baru yang dimasukkan secara mendadak ke dalam timnya adalah upaya tim Cilacap
untuk mendapatkan bagian paling banyak.
“Kecurangan inilah yang menjadi penyebab uang gaib yang
sudah dhohir lenyap kembali. Soalnya kalau mau mendapat uang gaib itu hati
harus bersih dan jujur. Jangan serakah. Selidik punya selidik ternyata tim
Cilacap ini sudah mendatangi sejumlah showroom mobil. Tujuannya kalau uang gaib
itu wujud, mereka langsung beli mobil mewah. Jadi belum apa-apa niatnya sudah
pengen foya-foya,” terantnya.(kc online.com)
loading...
Post a Comment