Di Hari Valentine, 51 Persen Orang Melakukan 'Itu'
Depok - Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel menuturkan,
kebiasaan perayaan Hari Valentine alias Hari Kasih Sayang setiap 14 Februari,
cukup berisiko bagi para remaja dan anak-anak.
Ada beberapa dasar terukur yang membuat Valentine's Day
harus diwaspadai para orangtua. Di antaranya, kata Reza, data survei Kristen
Mark yang menyebutkan bahwa 85 persen responden menganggap seks sebagai perkara
penting pada perayaan di Hari Valentine.
"Begitu pula Sigi National Retail Federation, yang
menyebutkan 51 persen orang akan melakukan 'itu' atau seks, pada momen yang
diidentikkan sejumlah kalangan sebagai hari kasih sayang," kata Reza,
kepada Warta Kota, Selasa (14/2/2017).
Data Durex, tambahnya, juga menyebutkan bahwa penjualan
kondom tertinggi jatuh pada hari cinta dan intimasi tersebut, di mana kenaikan
penjualan pada hari tersebut mencapai 25 persen.
"Nah, kita punya dasar terukur untuk super hati-hati
menjelang 14 Februari. Ini menjadi lebih berisiko lagi bagi anak-anak, karena
mereka secara umum adalah peniru yang baik. Apalagi karena kematangan fisik dan
seksual anak-anak zaman sekarang datang lebih cepat, tanpa disertai kematangan
psikis dan moral yang setara," tuturnya.
Karenanya, Reza mengajak para orangtua untuk mengingatkan
buah hati atau anak-anak atas hal ini.
"Kehamilan di luar nikah, penyakit menular seksual, dan
kemungkinan digaruk masyarakat dan Satpol PP adalah kemungkinan yang nyata.
Ujung-ujungnya studi bisa terputus, masa depan morat-marit, dan nama baik
keluarga pun terjun bebas," jelasnya.
Lalu, tambah Reza, apakah 14 Februari memang perlu dijadikan
sebagai hari istimewa?
"Ah, biasa aja keles," cetus Reza. TRIBUNNEWS.COM
loading...
Post a Comment