Industri Asing Jarang Gandeng Lembaga Riset Lokal
KARAWANG, Pengelola industri milik asing yang beroperasi di
wilayah Jawa Barat dinilai jarang menggandeng lembaga riset dan pengembangan
lokal. Padahal, potensi untuk itu terbuka lebar di Jawa Barat.
Demikian dikatakan Asisten Bidang Perekonomian, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Deni Juanda, dalam acara Grand Opening Company PT Ichii
Industries Indonesia, yang berlokasi di Kawasan Industri Karawang International
Industries City (KIIC), Kabupataen Karawang, Selasa 7 Februari 2017.
"Di Jawa Barat ada Lembaga Riset ITB dan UI. Namun
keberadaannya kurang dimanfaatkan perusahaan modal asing (PMA). Sementara di
provinsi lain ada 12 perguruan tinggi terkemuka yang biasa menjadi mitra riset
serta pengembangan industri," ujar Deni.
Dalam kesempatan itu Deni berharap di masa mendatang PMA
bisa mengembangkan riset dengan memanfaatkan kekayaan intelektual masyarakat
lokal. "Pada umumnya, industri asing melakukan pengembangan dan risetnya
di negara asalnya. Salah satunya, Jepang," ujar Deni, saat meresmikan PT
Ichii Indonesia.
Menurutnya, Jabar memang menjadi salah satu provinsi yang
paling disukai investor asing. Apalagi, saat ini di Jabar sedang dikembangkan
kawasan metropolitan yang meliputi, Bogor, Bekasi, Karawang, Purwakarta, sampai
Cirebon.
Dengan banyaknya kawasan industri tersebut, Pemprov jabar
ingin kawasan industri tak sekedar ditandai dengan berdirinya pabrik-pabrik
baru, tetapi, kawasan yang bercirikan metropolitan. Dengan kata lain, kawasan
tersebut harus mampu mengembangkan sektor industri bercirikan riset kekayaan
intelektual masyarakat sekitarnya.
Dengan demikian, lanjut Deni, teknologi industri bisa
selaras dengan perkembangan intelektual yang dimiliki masyarakat Jabar.
"Kami ingin, PT Ichii asal Jepang ini jadi pelopor industri yang
mengembangkan risetnya di Jawa Barat," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga ingin setiap perusahaan memiliki
laboratorium. Supaya, kaum intelektual bisa memanfaatkan laboratorium industri
tersebut untuk kepentingan dunia usaha.
"Dengan cara itu sinergitas antara industri dengan kaum
intelektual bisa berjalan selaras. Bahkan, dunia pendidikan bisa menyesuaikan
kurikulumnya dengan kebutuhan kalangan industri," katanya.
Sementara itu, Managing Director PT Ichii Indonesia, Junanto
Sani Saputra mengatakan, perusahaan asal Jepang tersebut memproduksi onderdil
kendaraan. Kapasitas produksinya mencapai 8.500 unit per tahun, namun bisa
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
"Nilai investasinya sekitar Rp 300 miliar. Perusahaan
ini, akan menyerap tenaga kerja sekitar 50 pekerja," ujarnya.
PT Ichii sedikit menyerap tenaga kerja karena hampir 90
persen perusahaan itu sudah menggunakan robot. Meski demikian, jumlah pekerja
bisa bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah pesanan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Kabupaten Karawang, Ahmad Suroto mengatakan, pihaknya akan terus
mengoptimalkan tenaga kerja Karawang di setiap perusahaan. Sepanjang 2016,
keterserapan tenaga kerja lokal mencapai 13 ribu atau setara dengan 90 persen
kebutuhan perusahaan.
"Kami ingin setiap perusahaan, termasuk PT Ichii,
memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal," katanya.. (pikiran
rakyat.com)
loading...
Post a Comment