Header Ads

Ribuan Ekor Burung Puyuh Mati Massal

Sukabumi-Para peternak burung puyuh di Kampung Selagombong, Kelurahan Cibeureum Hilir, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi mengeluhkan kematian ternaknya. Sudah hampir sebulan terakhir ini, unggas peliharaan mereka mati secara massal.

Kematian yang cenderung terus meningkat seiring intensitas hujan semakin meningkat sangat dikhawatirkan menganggu usahanya. Kematian yang rata-rata mencapai 200 ekor per hari, kini mencemaskan para peternak. Kematian puyuh itu mengancam usaha mereka bangkrut.

Mereka sama sekali tidak mengetahui jenis penyakit yang menyergap binatang peliharaannya. Karena itu, berharap Pemerintah Kota Sukabumi untuk segera turun tangan membantu usahannya. Terutama mencegah kematian burung puyuh lebih meluas.

"Kami kini diambang rugi besar karena ribuan buruh mati secara massal. Kami berharap dinas terkait segera turun tangan membantu kesulitan para peternak puyuh di Kota Sukabumi. Belum diketahui jenis penyakit yang telah membinasakan buruh puyuh ini,” kata salah seorang peternak burung puyuh, Acep suhendar (35).



Acep Suhendar mengatakan kendati peternak telah melakukan langkah pengendalian. Tapi upaya yang dilakukan masih belum membuahkan hasil optimal. Malahan kematian buruh puyuh terus bertambah sehingga mengancam usahanya. "Para peternak telah memberikan berbagai obat dan vitamin untuk mencegah burung puyuh mati. Termasuk melakukan pemyemprotan vaksin sesuai dengan petunjuk para petugas penyuluhan. Tapi tidak berhasil, malahan kematian cenderung meningkat," katanya.

Selain membinasakan ribuan buruh puyuh, kata Acep Suhendar, jenis penyakit ini membinasakan ayak dan bebek milik warga lainnya. Penyakit ini persis sama menyerang burung puyuh. “Banyak ayam dan bebek mati dalam kondisi sama,” katanya.

Sebenarnya, kata Acep Suhendar kematian massal burung puyuh sempat terjadi dua hingga tiga tahun lalu. Penyakit yang diketahui jenis Sinopsis membinasakan binatang peliharaannya. Gejala serangan penyakit terlihat saat burung puyuh akan mati. Gerak lambat atau banyak diam dan meyendiri dengan kepala menunduk persis sama yang terjadi saat ini. "Bahkan terlihat mata bernanah dan bisul, lalu berujung kematian," katanya.

Untuk mengantisipasi menular pada ternak lainnya, kata Acep Suhendar, para peternak telah mengubur ribuan ekor burung puyuh jauh dari kandang ternaknya. "Telah kami kubur bangkai buruh puyuh itu," katanya
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi, mengatakan bahwa mereka akan segera menurunkan tim kesehatan hewan untuk melakukan langkah pencegahan. "Tim Keswan akan segera melakukan investigasi meneliti kematian burung puyuh disana secepatnya," katanya.


Didampingi Sekretaris DKPPP Kota Sukabumi, Ate Rahmat, Kardina Karsoedi mengatakan masih belum mengetahui penyakit yang diderita binatang ternak milik warga di Selagombong. "Mudah-mudahan kami dapat segera membantu mengendalikan kematiannya," kata Kardina. Pikiran rakyat.com
loading...

No comments